Jumat, 11 Januari 2013

Buruh Blokir Pintu Tol Tanjung Morawa

Tanjung Morawa, (Analisa). Puluhan ribu buruh dari berbagai elemen organisasi buruh di Sumatera Utara, kembali melakukan pemblokiran pintu tol Belmera, Tanjung Morawa, Senin (10/12). Mereka menuntut Plt Gubernur Sumatera Utara merevisi Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2013.
Salah satu koordinator aksi, Bambang Hermanto, SH yang juga sebagai Sekertaris DPD SBSI 1992 Sumut dalam orasinya di simpang tol Belmera Tanjung Morawa, mengatakan, buruh Deli Serdang menuntut Plt Gubernur Sumatera Utara melakukan kembali perubahan UMP Sumatera Utara 2013, yang pada 30 November 2012 lalu sudah direvisi dari Rp1.305.000, menjadi Rp1.375.000. Buruh mendesak UMP naik menjadi Rp2,2 juta.
Koordinator aksi Baginda Harahap mengatakan, aksi itu sebagai upaya menekan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho segera menandatangani revisi UMP Rp2,2 juta sesuai keinginan buruh dan bukan hanya naik Rp70 ribu.
Buruh yang tergabung dalam Pekerja Buruh Melawan (PBM) terdiri dari 27 elemen buruh/pekerja, yang diperkirakan sekira 70 ribu buruh akan kembali turun ke jalan menuntut agar Plt Gubsu merevisi UMP Sumatera Utara dari Rp1.375.000 menjadi Rp2,2 juta.
Sasaran massa buruh melakukan penutupan akses jalan lintas Sumatera, dengan titik aksi di depan pintu tol Belmera Tanjung Morawa. Kemudian sebagian massa dari Medan melakukan penutupan akses Jalan Medan-Belawan dengan titik aksi pintu tol PT KIM I Mabar dan tol Belawan serta melakukan penutupan akses Jalan Medan Binjai-Langkat-Aceh dengan titik aksi di Jalan Medan-Binjai Km 12.
Massa buruh PBM akan melakukan penjemputan massa secara serentak ke perusahaan-perusahaan, di wilayah Kecamatan Tanjung Morawa, PT KIM Mabar-Belawan-Sunggal-Binjai, jelas Bambang.
Beberapa perusahaan sudah mengantisipasi berlangsungnya unjuk rasa buruh itu dengan meliburkan karyawannya, seperti PT Sari Incofood (Indocafe) meliburkan pekerjanya yang masuk pagi, sementara karyawan mulai masuk kerja pukul 13.00 WIB. Namun sebagian besar pabrik lainnya tetap beraktivitas.
Pemukulan
Dua pekerja yang turut dalam aksi sweeping itu, sempat mendapat penganiayaan saat menyeser di salah satu pabrik di kawasan Jalan Industri Tanjung Morawa B. Keduanya, Heru dan Andika yang mengalami luka memar akibat pukulan di bagian lengan dan wajah.
“Kami sudah buat pengaduan resmi ke Polsek, Bang. Pengaduan ini tetap kami kawal biar polisi tidak main-main menanganinya,” ungkap Baginda Harahap kepada Analisa.
Kekesalan buruh terhadap Gatot Pujo Nugroho yang dinilai tidak mampu merevisi UMP sesuai keinginan mereka, terungkap dalam sejumlah orasi yang disampaikan para pentolan buruh. Layaknya Baginda Harahap, Bambang Hermanto, dan lainnya yang mengecam ketidaktegasan Gatot.
“Hari ini, Plt Gubsu kami nilai sangat pengecut. Kami minta dia datang menemui buruh di sini seperti aksi pada 21 November lalu, tapi dia tidak berani. Malah Gatot ke Jakarta,” kecam Bambang Hermanto.
Pantauan Analisa, aksi berakhir menjelang malam sehingga berdampak terhadap kemacetan lalu lintas di Jalinsum. Menghindari kemacetan yang berkepanjangan, Polantas mengalihkan alur lalu lintas.
Kendaraan yang dari arah Lubuk Pakam menuju Medan melalui Jalan Batangkuis dan Limau Manis. Kemudian untuk dari arah Medan menuju Lubuk Pakam, harus memutar balik menuju Amplas ke arah Kecamatan Batangkuis melalui Tembung.
Blokir Jalan Medan-Binjai
Sementara aksi buruh juga digelar di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Binjai Timur. Aksi buruh yang dimulai pukul 07.00 WIB dengan mengendarai sepeda motor mengakibatkan kemacetan total di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Binjai-Medan.
Mince Simatupang Sekretaris DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) juga koordinator buruh dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan, mereka tidak akan menghentikan aksinya hingga tuntutan terpenuhi, yaitu kenaikan UMP Rp2,2 juta.
Sesuai dengan pemberitahuan Persatuan Buruh Melawan (PBM), buruh akan meneruskan aksi sampai Plt Gubsu Gatot memutuskan untuk menaikkan upah buruh. “Kami akan terus melakukan aksi sampai Rabu depan, jika belum juga ada kejelasan dari Plt Gubsu aksi akan terus dilakukan,” ungkap Mince.
Pantauan Analisa, kemacetan arus lalu lintas bukan hanya disebabkan oleh upaya blokade sebagian badan jalan, tetapi juga karena adanya aksi sweeping pekerja yang dilakukan massa di sekitar kawasan tersebut.
Setelah melakukan orasi dari pagi sampai pukul 14.00 WIB, ratusan buruh yang berasal dari kota Binjai, Kabupaten Langkat, Sunggal dan Deli Serdang berjalan menuju Medan. Mereka akan bergabung dengan rekan-rekan buruh yang sudah berkumpul di tiga titik Kota Medan.
Pelabuhan Belawan Lumpuh
Pelabuhan Belawan dan Terminal Peti Kemas Internasional Belawan (BICT) lumpuh total selama enam jam lebih, menyusul aksi demo ribuan buruh yang tergabung dalam serikat buruh dalam menuntut revisi UMP, Senin (10/12).
Aksi blokir Jalan Pelabuhan Raya yang merupakan akses utama keluar masuk Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan BICT tersebut, selain mengakibatkan terkendalanya arus lalu lintas truk bongkar muat juga membuat kendaraan angkutan umum menuju kawasan Bagan Deli terganggu.
Pasalnya tak satu pun kendaraan roda empat yang diperbolehkan melintasi barikade buruh yang burunjuk rasa di simpang tiga Jalan Pelabuhan Raya.
Untuk menghempang upaya buruh yang berkonvoi sepeda motor itu masuk ke dalam pelabuhan, petugas keamanan terpaksa menutup pintu masuk Pelabuhan Belawan dengan menggunakan kontainer.
Dari pantauan Analisa, pergerakan demo secara besar-besaran dimulai dengan aksi sweeping buruh di setiap perusahaan/industri atau pabrik yang masih beroperasi di Kawasan Industri Medan (KIM) I, II dan III.
Setelah berkumpul di gerbang KIM I Mabar, para buruh kembali melanjutkan sweeping di sepanjang Jalan Komodor Laut Yos Sudarso mulai dari KIM hingga Belawan, guna mendapatkan dukungan dari kalangan buruh pabrik yang mereka lintasi.
Setibanya di persimpangan Kampung Salam Belawan, para buruh dihadang petugas Kepolisian dan pasukan Marinir agar aksi mereka tidak sampai menutup akses menuju jalan tol Belmera.
Bahkan para buruh juga sempat melampiaskan kekecewaan mereka di depan pintu masuk Pelabuhan Ujung Baru Belawan, dengan melempari kantor Depo Kontainer PT Pelindo Belawan dengan batu.
Selanjutnya, ribuan buruh tersebut memusatkan titik kumpul dan melakukan orasi di sekitar bundaran pintu masuk Pelabuhan Belawan. Dalam orasinya, buruh meminta Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho agar mendesak Dewan Pengupahan Sumut untuk merevisi upah buruh di Sumut dari Rp1.375 000 menjadi Rp2,2 juta.
“Upah kita masih rendah mengingat harga kebutuhan pokok sangat mahal, untuk itu kenaikan upah harus terus diperjuangkan,” teriak para buruh itu menyebutkan seharusnya Pemerintah Sumut bisa mengacu ke UMP DKI Jakarta Rp2,2 juta yang telah disahkan.
Setelah lebih dari enam jam memblokir Jalan Pelabuhan Raya, sekira pukul 17.00 WIB, buruh secara perlahan membubarkan diri masing-masing dengan tertib dengan tetap mendapat pengawalan satu pleton petugas Polres Pelabuhan Belawan, satu pleton petugas Polair Poldasu dan satu pleton Marinir.
Dampak aksi buruh, sejumlah industri di KIM I, II dan III tidak beroperasi akibat hampir semua karyawannya ikut berujuk rasa. Terlihat hanya sejumlah buruh dan satpam yang berjaga-jaga di depan pabrik untuk mengantisipasi gangguan massa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar